Selasa, 29 Oktober 2019

Bisnis Jahe Merah_Modal Rp 400 Ribu Kini Omzet Rp 10 Juta

Dicari: 7.500 Teknisi Pesawat Terbang

, Surakarta - Pesatnya perkembangan industri penerbangan tidak disertai tersedianya sdm. Menurut Direktur Human Capital serta Corporate Affair PT Garuda Pemeliharaan Facility AeroAsia, Harkandri M. Dahler, sampai sekarang Indonesia masih perlu 7.500 teknisi perawatan pesawat terbang.

Kekurangan itu mungkin baru dapat dipenuhi enam tahun akan datang, katanya selesai buka program training perawatan susunan body pesawat angkatan pertama di Solo Techno Park, Surakarta, Senin, 10 Desember 2012.

Harkandri menjelaskan, dalam 10 tahun paling akhir GMF tidak mengambil teknisi perawatan pesawat. Walau sebenarnya, kebutuhannya lumayan tinggi bersamaan menambahkan armada pesawat serta frekwensi pemakaiannya yang tinggi sekali. Untuk menangani kekurangan tenaga pakar, GMF lakukan beberapa terobosan, diantaranya lewat penyelenggaraan pelatihan bersama dengan Solo Techno Park.

Direktur Kerja Sama Solo Techno Park, Darsono, menjelaskan sudah meniti kerja sama juga dengan GMF semenjak 2007. Pada 10 Agustus 2012, Solo Techno Park serta GMF tanda-tangani kesepakatan kerja sama untuk mendidik 96 calon teknisi pesawat. Training berjalan sepanjang dua tahun serta terdiri dari empat angkatan, katanya.

Dalam program ini, peserta akan mendapatkan teori sepanjang enam bulan di Solo Techno Park serta praktik sepanjang tiga bulan di hangar GMF Lapangan terbang Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng. Sesudah lulus, peserta turut dalam program ikatan dinas PT GMF sepanjang lima tahun dengan upah inti Rp 3,9 juta sampai Rp 4,5 juta per bulan.

Untuk tahun pertama, program ini akan mendidik 23 calon teknisi. Menurut Darsono, beberapa siswa ini sudah melebihi seleksi administrasi, tes akademik, psikotes, interviu, serta tes kesehatan. Mereka disaring dari 92 pendaftar yang datang dari Solo, Yogyakarta, Semarang, serta Tangerang, tuturnya.

Ongkos pendidikan untuk program ini sampai Rp 50 juta. Tetapi, PT GMF memberikan bantuan Rp 23 juta hingga setiap siswa cukup membayar Rp 27 juta. Diluar itu, GMF serta Solo Techno Park memberikan sarana credit 27 kali dengan bunga 6 % per tahun.

UKKY PRIMARTANTYO

Berita paling populer yang lain: Andi Mallarangeng Populer Pelit Bupati Aceng Nikahi Shinta, Pestanya Semarak Style Elegan Djoko Susilo, Nunun, serta Miranda Kemenangan Zaki Ganti Peta Politik Keluarga Atut Mubarok Mengaku Partai Demokrat Semrawut

"

Senin, 28 Oktober 2019

PT IMIP Akan Bangun 3 Pabrik Baru dan 2 PLTU di Morowali

Pakar IPB Ucap Cacing pada Ikan Makarel Kaleng Sebabkan Kanker

, Bogor - Ahli fisheries toxicology dari Fakultas Perikanan serta llmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr Etty Riani, memperjelas, cacing yang diketemukan pada ikan makarel dalam 27 brand ikan kaleng yang tersebar luas di Indonesia, adalah type cacing parasit yang bisa memunculkan alergi serta menyebabkan penyakit kanker.

Larva serta cacing yang diketemukan tidak mati pada ikan dalam 27 brand ikan kaleng seperti yang dikeluarkan BPOM, bukan terhitung type cacing berprotein, tetapi type parasit serta toksin pemicu kanker, kata dosen Fakultas Perikanan IPB ini, Kamis, 5 April 2018.

Ia menjelaskan larva serta cacing kecil yang diketemukan berkembang biak pada ikan makarel dalam 27 produk ikan kaleng ini adalah cacing type Anisakis simplex, salah satunya type cacing parasit yang bisa menjadi toksin pemicu alergi serta kanker. Cacing type ini umumnya diketemukan pada ikan produk import bukan ikan asal Indonesia, sebab cacing A. simplex ini tidak mati di perairan dengan empat musim, katanya.

Ia menjelaskan, berdasar beberapa literatur serta jurnal ilmiah, sampai sekarang type cacing A. simplex tidak pernah diketemukan di perairan Indonesia. Larva cacing Anisakis bisa mengonsumsi organ ikan hering di Norwegia. Di negara kita belum diketemukan, serta umumnya type cacing ini tidak mati dalam ikan import yang dikemas dalam kaleng, katanya.

Menurutnya, telur serta larva type cacing A. simplex ini dapat tidak mati pada ikan makarel yang telah mati (olahan), dapat berkembang biak pada mamalia terhitung manusia.

Larva ini tidak mati pada ikan jadi inangnya. Bila telur-telur cacing yang melekat pada ikan dikonsumsi, bisa berkembang biak pada tubuh manusia, katanya.

Ia menjelaskan, pada masalah diketemukan cacing dalam 27 brand ikan kaleng yang tersebar di warga ini, seharusnya jadi perhatian pemerintah supaya menyikapinya. Sebab bisa punya pengaruh pada warga untuk konsumsi ikan.

Pemerintah harusnya tidak bisa meremehkan masalah ini, sebab bisa punya pengaruh pada pembangunan bidang perikanan jadi salah satunya pusat perkembangan ekonomi nasional, katanya.

Dia juga mengharap supaya pemerintah serius dalam kebijaksanaan mitigasi cepat meliputi pentingnya kerja sama hulu-hilir jadi usaha pengetatan kriteria perlakuan ikan sesuai dengan standard kualitas keamanan pangan ikan (food safety) yang di-import dari beberapa negara terutamanya Cina.

Kami menyangka semua ikan yang dipakai dalam produk ikan paket kaleng yang dibuat oleh perusahaan nasional juga memakai ikan import sebab menggandung cacing A. simplex, sedang di Indonesia belum diketemukan, katanya.

Baca berita yang lain mengenai ikan makarel kaleng di .

"

Ini Bea Impor Barang Kiriman yang Baru

Menteri Pariwisata: Program 10 Bali Baru Dorong Pertumbuhan

, Jakarta - Menteri Pariwisata Arief Yahya mengaku Bali masih jadi diva pariwisata hingga kunjungan wisata hinga investasi di pulau itu berkembang sangat cepat. “Kami akan dorong melalui program 10 Bali Baru yang mulai diresmikan tahun 2018 ini,” tutur Arief di celah hadiri Regional Investment Komunitas yang diadakan Tubuh Kerja sama Penanaman Modal (BKPM) di Yogyakarta, Rabu, 14 Maret 2018.

Program 10 Bali Baru ini adalah program pemerintah dalam mengangkat tujuan wisata lain di Indonesia yang tidak kalah eksotis dengan beberapa perbaikan infrastruktur, service, sampai promosi.

Program ini diprioritaskan pada 10 tujuan seperti Danau Toba di Sumatera Utara, Tanjung Kelayang Belitung, Candi Borobudur Jawa Tengah, Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur, Mandalika Nusa Tenggara Barat , Kepulauan Seribu, Morotai Maluku Utara, Wakatobi Sulawesi Tenggara, Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur serta Tanjung Lesung di Banten.

Kemenpar mencatat sekarang jumlahnya pelancong asing yang hadir ke Indonesia bertambah sudah sebesar 22 %. Dari keseluruhan kunjungan pelancong itu, Bali masih menggenggam kunjungan paling tinggi sebesar 40 % dari keseluruhan kunjungan pelancong luar negeri. “Kami membidik 17 juta pelancong asing bertandang ke Indonesia tahun 2018 ini lewat program ‘10 Bali Baru’ itu,” katanya.

Arief menjelaskan, program 10 Bali Baru ini untuk menggenjot perkembangan ekonomi di beberapa daerah yang mempunyai tujuan favorite. DI Yogyakarta, contohnya, yang notabene masuk wilayah pariwisata favorite, dari kunjungan wisatawannya tertera cuma memberi satu % dari keseluruhan kunjungan pelancong manca dengan nasional. “Dari 14 juta pelancong luar negeri ke Indonesia cuma 1 % saja di DIY, berarti cuma 125 ribu saja,” katanya.

Rendahnya pelancong manca di DIY sesudah dijelajahi sebab DIY belum punyai lapangan terbang mencukupi. “Kalau pelancong manca ke Yogya ribet, harus keliling dahulu 30 menit di atas sebab bandaranya tidak memberi dukungan, maka terdapatnya lapangan terbang baru di Kulon Progo akan mengakhiri masalah itu,” tutur Menteri Arief.

Kementrian Pariwisata membidik sekurang-kurangnya 2 juta pelancong luar negeri dapat hadir ke DIY pada sebuah tahun waktu lapangan terbang Kulon progo bekerja 2019 kelak. Bila seseorang pelancong asing saja habiskan seputar US$ 1.000 waktu bertandang ke Yogya, karena itu sepanjang satu tahun uang yang tersebar di Yogya serta sekelilingnya dapat sampai US$ 2 miliar atau seputar Rp 26 triliun.

"