, Jakarta -Menteri Perdagangan Enggatiasto Lukita menjelaskan Ketentuan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 47 Tahun 2017 mengenai Harga Eceran Paling tinggi pembelian di petani serta penjualan di customer tidak jadi diresmikan.
Menteri Enggar telah meneken ketentuan itu, tetapi belum diundangkan di Kementerian Hukum serta HAM, serta tidak akan diundangkan. Masalah harga eceran paling tinggi yang dalam Permendag 47 belum diundangkan hingga tidak diresmikan, kata Enggartiasto Lukita waktu didapati di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Jumat, 28 Mei 2017. Enggar menyarankan pada beberapa petani, supplier, serta pedagang, supaya masih lakukan transaksi penjualan seperti normal saja. Aktor pasar tak perlu cemas sebab ketentuan yang lama, yaitu Permendag Nomor 27 Tahun 2017, masih berlaku. Permendag Nomor 47 Tahun 2017 adalah pergantian atas Permendag Nomor 27 tahun 2017. Di Permendag 47 ada penyisipan klausal 5a yang mengendalikan harga referensi penjualan beras pada tingkat customer, berperan jadi harga eceran paling tinggi, serta beras yang disebut ialah beras medium serta premium. Mengenai di Permendag 27, harga referensi penjualan beras pada tingkat customer ialah Rp 9.500 per kg. Sedang di Permendag 47 Tahun 2017 yang tidak jadi diresmikan ialah Rp 9.000 per kg.
Baca Juga: Ketentuan HET Keluar, Suplai Beras di Pasar Induk Cipinang Turun
Enggar memberikan tambahan faksinya akan selekasnya mengulas tentang persoalan bidang perberasan dengan beberapa aktor pasar. Kami akan ulas type beras, harga, dan lain-lain, serta berdasarkan standard nasional Indonesia (produk beras). Menteri Enggar membuat pertemuan tertutup di kantor PT Food Station Tjipinang Jaya dengan beberapa aktor usaha beras. Ikut ada juga perwakilan dari Koperasi Beras Pasar Induk Cipinang serta Persatuan Entrepreneur Penggilingan Padi serta Beras Indonesia (Perpadi). Ketua Koperasi Beras Pasar Induk Cipinang Zulkifli menjelaskan faksinya merasakan gelisah dan resah karena terdapatnya Permendag 47 Tahun 2017 masalah HET. Tetapi dia selanjutnya lega sesudah pemerintah pastikan peraturan itu tidak jadi diresmikan.
Direktur Penting PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi menjelaskan dalam satu minggu ini ada penurunan penghasilan beras ke pasar beras. Umumnya seputar 2 ribu-3 ribu ton beras masuk ke pasar setiap harinya, tetapi semenjak Senin turun jadi 1.800 ton satu hari. DIKO OKTARA
"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar