SWA.CO.ID, Jakarta - Jadi salah satunya moda transportasi favorite warga Indonesia, bis antar-kota serta antar-provinsi nyatanya mempunyai persoalan yang cukup sulit. Persoalan transparansi harga, calo, serta penjualan ticket bis yang masih tradisionil hanya segelintir dari persoalan yang ada. Ini benar-benar berlainan dengan kereta api serta pesawat.
“Saat ini banyak PO bis yang masih memakai skema manual. Mungkin di Jakarta beberapa telah ada yang memakai software. Tetapi jika kita pergi ke wilayah, semua proses transaksi itu masih manual,” kata Adhityan Asokan, CEO PT KVS Infotech Services (Ayobis.com). Persoalan ini telah lama berakar, hingga dia juga mempunyai inspirasi untuk bikin satu aplikasi yang dapat mengakhiri permasalahan itu.
Software yang dia menawarkan diinginkan akan menolong beberapa keperluan perusahaan otobus (PO) untuk memberi dukungan manajemen. Beberapa salah satunya ialah inventory management, sales serta ticketing management. Semua keperluan itu bisa digabungkan pada sebuah software, hingga bisa mempermudah beberapa PO bis.
Pria lulusan National University of Singapore jurusan Mechanical Engineering ini membuat e-commerce yang tawarkan penjualan ticket bis dibawah KVS, yakni ayobis.com. Aplikasi ini diinginkan dapat memberi keringanan dan transparansi harga buat beberapa customer. Sampai sekarang dia telah menggandeng 30 PO di Indonesia, diantaranya Damri. Perusahaan yang telah berdiri sepanjang 1 tahun 6 bulan ini sudah mengeluarkan ayobis.com pada bulan Juli tempo hari bersamaan dengan waktu mudik.
Sampai sekarang telah ada 5.000 account yang tertera di ayobis.com. Tetapi baginya cukup susah memastikan terdapatnya user active. Ini sebab pemakaian bis untuk transportasi keluar wilayah tidak tinggi.
Menurutnya, dalam satu tahun pembelian ticket bis oleh customer tidak kurang dari 3x serta cuma ada 5 % dari 5.000 account yang betul-betul beli ticket. Tetapi, walau trend pemesanan bis dengan online telah makin bertambah, sampai September ini mereka sudah mendapatkan double size.
Dia optimis dengan usaha ini walau angka jumlahnya kecelakaan bis di Indonesia masih tinggi. Ini karena terdapatnya statistik dari dinas perhubungan yang tunjukkan jika ada 6.050 PO di Indonesia. PO ini mencakup antar kota serta antar propinsi, hingga keseluruhannya ada 50.000 bangku /hari. Industri ini juga jadi industri yang besar tapi belum mempunyai skema yang terpusat seperti kereta api.
Tiap PO mempunyai skema, kontrol, serta peraturannya semasing, hingga tidak ada satu skema yang mengendalikan keseluruhannya. Pria yang geser ke Indonesia pada 2014 ini ingin supaya software yang ditawarkan dapat memberi jawaban atas persoalan itu dengan efisien. Oleh karenanya, ayobis.com benar-benar agresif dalam dekati customer serta beberapa agen bis.
Menurut dia, Facebook marketing adalah salah satunya langkah yang cukup efisien tidak hanya Google marketing, mengingat pemakaian Facebook di Indonesia lumayan tinggi. Diluar itu mereka juga turun langsung ke terminal untuk dekati beberapa agen bis dengan bagikan flyer. Mereka cari agen representatif yang dapat mengenalkan produk ke publik.
Diluar itu software yang diserahkan kepada beberapa PO juga diberikan dengan gratis. Dia akui jika keuntungan diperolehnya waktu customer lakukan pemesanan ticket bis lewat ayobis.com. Menurut dia, operator bis tak perlu lakukan investasi apa pun serta faksinya akan memberi training yang berkepanjangan buat beberapa PO itu.
Walau pernah tinggal, kuliah, serta kerja di Singapura, dia malah lihat kesempatan bisnisnya di Indonesia. Baginya negara seperti Singapura sudah mempunyai skema yang benar-benar hebat. ”Business is solving masalah,” tegas pria kelahiran Bangladesh, 10 Oktober 1990 ini.
Dengan kekuatan yang besar, populasi yang hampir sampai angka 2 juta, serta permintaan yang besar dia meyakini dapat sampai sukses. Tidak tanggung-tanggung, dia juga lakukan beberapa riset dan coba sendiri bagaimana rasa-rasanya beli ticket bis di Indonesia. Oleh karenanya dia juga merencanakan lakukan espansi keluar Jakarta. Sekarang pemesanan yang dilayani ayobis.com cuma berlaku untuk Jakarta ke luar kota. Yang akan datang dia mengharap dapat memberikan tambahan di luar kota ke arah Jakarta.
Dia juga cukup optimistis mengingat orang Jakarta sering pulang kampung ke wilayah Jawa Tengah. Gagasannya, dia akan mengeluarkan aplikasi mobile untuk Android serta Ios, dan menggandeng outlet, toko retail, serta agen travel.
Dengan keseluruhan volume transaksi yang sampai 300 juta dia meyakini dapat sampai mimpinya. ”Saya ingin waktu orang ingin pesan ticket bis yang berada di pikiran mereka ialah ayobis.com,” katanya berkobar-kobar.
Awalnya, ayobis.com memperoleh suntikan dana dari KVS Group yang berpusat di Singapura pada Juni 2015.
SWA.CO.ID
"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar