Pengunjung berbondong-bondong mengantri di booth Indomaret untuk mencari info lebih lanjut seputar kesempatan berbisnis waralaba dengan jaringan retail tersebut. Salah satunya adalah Fahmi, 48 tahun.
“Kalau kuliner kan trennya bisa turun, tapi kalau retail tidak karena yang dijual adalah produk kebutuhan sehari-hari,” ucap Fahmi kepada Tempo pada Sabtu, 10 Maret 2018.
Merry, pengunjung booth Indomaret lainnya juga menganggap usaha retail cukup menjanjikan. “Toko retail seperti Indomaret dan Alfamart kan sudah pasti dikunjungi pembeli karena pasarnya luas,” kata ibu dua anak tersebut.
Regional Franchise Manager PT Indomarco Prismatama, Muhammad Agus Noviyanto, mengatakan bisnis waralaba Indomaret cukup diminati masyarakat. Sebab, hingga kini Indomaret telah memiliki 14.033 gerai toko dengan 32 persen di antaranya milik terwaralaba.
Calon mitra dapat memilih dua skema, yakni membuka gerai baru dan ambil alih (take over). Modal skema gerai baru dipatok seharga Rp 394 juta di luar lokasi. Sementara, dana investasi skema take over senilai Rp 600 jutaan.
Pihak Indomaret menetapkan biaya royalti 0 persen untuk omzet per bulan di bawah Rp 175 juta, kemudian 2 persen untuk omzet antara Rp 175-200 juta, 3 persen untuk omzet Rp 200-225 juta, dan 4 persen untuk omzet lebih dari Rp 225 juta. “Jadi gratis Royalti Fee hingga penjualan Rp 175 juta,” kata Agus.
Bisnis kuliner dan kopi oleh Warunk Upnormal juga sukses menarik banyak pengunjung dalam pameran IFBC 2018. Merek yang dibawahi oleh CRP Group ini tengah menjamur termasuk di kawasan Jakarta.
Salah satu pengunjung booth Warunk Upnormal, Suseno, tertarik dengan usaha kuliner yang menawarkan variasi mi instan dan kopi. Menurut Suseno, pasar Warunk Upnormal cukup besar karena produk yang dijual tengah digandrungi oleh masyarakat, khususnya anak muda.
“Ini kan lagi tren kopi-kopian dan Indomie seperti yang dijual Warunk Upnormal, jadi saya cukup tertarik sih,” kata pria paruh baya tersebut.
Manager Pengembangan Bisnis CRP Group Vini Primanti mengatakan prospek bisnis Warunk Upnormal cukup menjanjikan. Sebab, restoran yang menyasar anak muda tersebut kerap menjadi tempat bergaulnya anak muda. “Kami menyediakan makanan, kopi, dan internet. Targetnya memang awalnya anak muda, tapi sekarang keluarga pun banyak yang ikut datang. Intinya orang yang suka nongkrong lah,” ucap Vini.
Vini menuturkan, dengan dana investasi Rp 2,5 - 5 miliar, mitra waralaba Warunk Upnormal dapat balik modal dalam dua hingga tiga tahun. Rata-rata, kata Vini, omzet Warunk Upnormal mencapai Rp 16 juta per hari.
Pameran waralaba IFBC 2018 digelar di Kartika Expo, Balai Kartini, Jakarta Selatan selama tiga hari, mulai 9 - 11 Maret 2018 mulai pukul 10.00 hingga 21.00 WIB. Acara yanh diselenggafakan oleh Neo
Organizer bersama majalah Franchise Indonesia dan Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) ini diikuti oleh 98 perusahaan dengan total 392 produk. Ragam usaha yang dihadirkan antara lain adalah usaha retail, kuliner, automotif, agrobisnis, perawatan diti, dan pendidikan. Produk usaha retail di antaranya adalah Indomaret, Lotte Grosir, Socamart, dan Golden Telor. Sementara, ragam usaha kuliner menghadirkan Warunk Upnormal, Kebab Baba Rafi, California Fried Chicken (CFC) dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar